Selasa, 29 Oktober 2013

Perusahaan yang pernah berbuat salah

Kisah Levi Strauss dimulai pada tahun 1853 saat ia membuka sebuah toko di San Francisco. Konsumen pertama Levi Strauss adalah para penambang yang membanjiri kota itu sejak isu ditemukannya cadangan emas. Seorang warga lokal memberi tahu Strauss bahwa para penambang membutuhkan jenis pakaian kuat yang tahan lama karena pekerjaan kasar yang harus dilakukan. Maka mulailah Strauss membuat celana dengan menggunakan bahan kanvas.
Ternyata celana buatan Strauss disukai konsumennya. Ia kemudian mengganti kanvas dengan denim, mewarnai celannya dengan warna biru, dan menyempurnakannya dengan paku rivet dari tembaga. Pada tahun 1873, Strauss memproduksi celana Levi's Patent Riveted 501. Dalam sekejap celana ini menjadi standar pakaian bagi para penambang, koboi, pekerja konstruksi, petani, dan berbagai profesi yang menggunakan tenaga fisik lainnya. Kepopuleran celana ini menyebabkan konsumen diluar target segmennya juga ikut membeli. Celana Levi's menjadi style anak muda Amerika dimana James Dean yang beken juga menggunakannya. Pada tahun 1960an, Levi's mulai produksi pakaian untuk perempuan dan berekspansi ke luar negeri.
·     Kesalahan Pertama Levi's
Levi's menjadi perusahaan publik pada tahun 1971. Seiring perubahan status ini, Levi's berekspansi dengan gencar. Dari perusahaan celana denim, Levi's bertransformasi menjadi appeal company yang memproduksi banyak produk. Trout mengatakan bahwa Levi's telah masuk dalam jebakan "everything for everybody." Dengan agresif Levi's membeli Perry Ellis, Oxford Suits, dan Koret, pembuat pakaian wanita.
Untungnya, kesalahan Levi's ini tertutupi dengan tingginya permintaan terhadap produk jeans miliknya. Pada tahun 1981, 502 juta pasang celana terjual hanya di Amerika saja. Menyadari kesalahan strategi, keluarga Hass sebagai keturunan Levi Strauss mengambil inisiatif penting. Mereka mengambil alih perusahaan dengan privatisasi dan menjual bisnis non-jeans yang ada.
Setelah lepas dari cengkeraman Wall Street, Levi's kembali fokus dan menata diri. Kesuksesan manuver ini terlihat dengan keluarnya produk Dockers yang fenomenal pada tahun 1987.

·     Keselahan Kedua Levi's
Peluang industri jeans menarik minat banyak pengusaha. Dalam waktu singkat, pasar ini dimasuki oleh para pemain. VF Corporation hadir dengan tiga merek, yaitu Lee, Wrangler, dan Rustler. Selain itu, produk dengan merek toko seperti JCPenney, Sears, dan Gap juga mulai berjubel. Tidak ketinggalan, produk jeans rancangan desainer Calvin Klein dan Tommy Hilfiger ikut bermunculan. Ketatnya persaingan bertambah intens dengan banyaknya merek-merek lokal yang menjamur.
Pada tahun 1990, pangsa pasar Levi's untuk kategori jeans adalah 48,2 persen. Lee dan Wrangler memperoleh 22,1 persen, merek lain-lain 26,5 persen, dan private label sebesar 3,2 persen. Hanya dalam delapan tahun, komposisi tersebut berubah. Pada tahun 1998, pangsa pasar Levi's turun drastis menjadi 25 persen sementara Lee dan Wrangler meraih 31,9 persen, lain-lain 22,7 persen, dan private label meningkat jadi 20,5 persen. Kesalahan yang dibuat Levi's adalah menerima warisan "kepemimpinan" dengan begitu saja tanpa tidak melakukan terobosan baru. Hal ini harus diantisipasi oleh setiap pengusaha, terutama yang mewarisi usahanya dari leluhur.


Sumber :

-      Jack Trout dalam buku Big Brands Big Trouble (diterbitkan oleh John Willey & Sons, Inc)